Selasa, 21 Desember 2010

CHRISTIAN GONZALES

Profil

Cristian adalah salah satu penyerang yang paling mematikan sepanjang sejarah kompetisi sepak bola Indonesia. Kemampuannya dalam menendang, mencetak gol, penempatan posisi, visi permainan, dan sundulan adalah andalannya. Disamping kemampuannya, ia juga terkenal memiliki fisik yang prima.
Pada saat bermain di Uruguay, ia ditugaskan sebagai gelandang serang. Produktivitasnya kurang baik sampai akhirnya ia hijrah ke Indonesia untuk bergabung dengan PSM Makassar dengan status bebas transfer, dan diplot sebagai penyerang. Dari sinilah ia membuktikan kualitasnya sebagai seorangpenyerang handal.
Pada musim 2006, ia adalah pemain termahal di Liga Indonesia menurut data Badan Liga Indonesia dengan bayaran Rp 1,2 milyar[1]
Pada tanggal 21 November 2010 Cristian Gonzales memulai debut sebagai anggota timnas sepak bola indonesia melawan Timor Leste dan langsung mencetak dua gol di debut pertamanya. Selanjutnya, ia masuk sebagai anggota inti Timnas Indonesia pada kejuaraan Piala Suzuki AFF 2010.
Setelah menikah, ia memiliki paspor Indonesia, istrinya adalah wanita Indonesia bernama Eva Nurida Siregar. Dari pernikahannya, ia memperoleh dua orang anak (Fernando dan Florencia). Ia juga telah mempunyai dua anak hasil pernikahan sebelumnya (Amanda dan Michael). Cristian memeluk agama Islam pada tahun 2003 dan mengambil nama Mustafa Habibi.

[sunting]Kontroversi

Cristian Gonzáles dikenal dengan sikapnya yang temparamental. Sejak pertama kali merumput di Indonesia tahun 2003, dia sudah mendapat hukuman dari Komisi Disiplin PSSI sebanyak lima kali karena perilaku kekerasan terhadap lawan dan pelecehan terhadap wasit, akan tetapi hukumannya hampir tidak pernah dilaksanakan secara efektif karena ketua umum PSSI, Nurdin Halid, yang terkesan melindunginya. Bahkan untuk kasusnya yang ke-5, Badan Liga Indonesia mengaku tidak bisa berbuat apa-apa ketika hukuman larangan bermain yang seharusnya 12 bulan dibatalkan oleh Nurdin Halid ketika hukuman baru berjalan 3 bulan. [2][3] Hal ini dipertanyakan beberapa pihak, termasuk PSMS Medan yang menyatakan bahwa PSSI telah menghilangkan unsur pembelajaran dan Nurdin Halid sangat pilih kasih dalam memberi ampunan.[4][5]
Berikut daftar kasus Cristian Gonzáles :[2][3]
  • Terlibat perkelahian dengan sesama rekan timnya di Sud America, pada tahun 2000. Ia kemudian dikeluarkan manajemen klubnya dengan status Free Transfer.
  • Terlibat perkelahian dengan sesama rekan timnya di Deportivo Maldonado, pada tahun 2002. Ia kemudian dikeluarkan manajemen klubnya dengan status Free Transfer.
  • Pada putaran kedua Liga Indonesia 2004, Cristian memukul pengurus Persita Tangerang di Stadion Benteng. Dia dihukum setahun olehKomisi Disiplin PSSI, namun bisa merumput kembali ketika hukuman baru berjalan 6 bulan.
  • Pada putaran final Liga Indonesia 2006, Cristian menanduk penyerang PSIS Semarang, Emanuel de Porras. Dia dihukum sebanyak tiga pertandingan untuk itu, namun tidak pernah dijalankannya.
  • Pada tahun 2007, dia meludahi wasit Hidayat ketika Persik Kediri dijamu Pelita Jaya. Dia dihukum sebanyak tiga pertandingan untuk itu, namun tidak pernah dijalankannya.
  • Di babak delapan besar Liga Indonesia 2007, dia berkelahi dengan bek Persija Jakarta, Herman Abanda. Namun lagi-lagi hukuman tiga pertandingan yang didapatkannya tidak pernah dilaksanakan.
  • Pada bulan November 2008, Komisi Disiplin PSSI menjatuhkan hukuman larangan bermain 1 tahun kepadanya karena memukul bekPSMS Medan, Erwinsyah Hasibuan. Dia mengajukkan banding ke Komisi Banding PSSI, namun bandingnya ditolak, dan Komisi Banding ikut menguatkan sanksi yang diberikan oleh Komisi Disiplin. Akan tetapi pada Februari 2009 dia dinyatakan boleh bermain untuk Persib Bandung setelah Ketua Umum PSSI Nurdin Halid memberikannya pengampunan.

[sunting]Karier Klub

[sunting]Sud America

Bergabung dengan Sud America, sebuah klub di Uruguay, Montevidio, pada tahun 1995. Dalam periode 28 bulan, ia hanya tampil sekali dan tidak mencetak gol.

[sunting]Huracan Ctes

Sud America meminjamkannya ke Huracan Ctes dengan status pinjaman. Ia tampil sebanyak 3 kali dan tidak mencetak gol.

[sunting]Sud America

Kembali kepada Sud America setelah masa pinjaman yang cukup lama, ia akhirnya beberapa kali dipercaya sebagai starter. Ia tampil sebanyak 12 kali dan mencetak 1 gol.

[sunting]Deportivo Maldonado

Pada tahun 2000, dengan status bebas transfer ia berlabuh ke klub barunya, Deportivo Maldonado. Di sini ia tampil sebanyak 22 kali dan mencetak 1 gol.

[sunting]PSM Makassar

Pada tahun 2003, ia bergabung dengan PSM Makassar dengan status Free Transfer. Pada musim tersebut ia mencetak 27 gol dan PSM Makassar menjadi juara kedua Liga Indonesia. Tahun berikutnya ia dikenai skorsing oleh PSSI selama semusim dan didenda Rp 20 juta karena memukul salah seorang petugas Persita Tangerang saat bertanding.

[sunting]Persik Kediri

Bebas dari skorsing, ia bergabung dengan Persik Kediri dan menjadi juara Liga Indonesia pada tahun 2006. Pada tahun 2008 ia dijatuhiskorsing dari Komdis setelah melakukan tindakan yang tidak sportif. Krisis finansial yang dialami Persik Kediri membuat manajemen Persik harus melakukan rasionalisasi gaji. Gonzales merupakan salah satu dari beberapa pemain Persik yang tidak setuju atas keputusan tersebut.

[sunting]Persib Bandung (pinjaman)

Pada 30 Januari 2009, manajemen Persib Bandung mengumumkan bahwa mereka telah merekrut Cristian yang mendapat remisi dari Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid. Cristian dikontrak dalam status sebagai pemain pinjaman dari Persik Kediri dan akan digaji 60 juta rupiah per bulan oleh Persib Bandung.
Ia memulai debut sebagai starter di Liga Super Indonesia ketika Persib menjamu Persipura di pertandingan yang berakhir 1-1 berkat gol yang juga dicetak olehnya. Ia bermain sebanyak 16 kali di Liga dan mencetak 14 gol, menjadikan Gonzales sebagai pencetak gol terbanyak diLiga Super bersama Boaz Solossa dengan 28 gol.

[sunting]Persib Bandung

Setelah masa pinjamannya di Persib Bandung dan kontraknya di Persik Kediri habis, Ia langsung dikontrak oleh Persib Bandung sebagai pemain tetap. Di pra musim 2009-10, Ia mencetak gol untuk Persib di Piala Gubernur Jatim.

[sunting]Gol Internasional

Cristian Gonzáles: Gol Internasional
GolTanggalStadionLawanSkorHasilLaga
121 November 2010Stadion Gelora Sriwijaya, Palembang, Indonesia Timor Leste3–06–0Persahabatan
221 November 2010Stadion Gelora Sriwijaya, Palembang, Indonesia Timor Leste4–06–0Persahabatan
324 November 2010Stadion Gelora Sriwijaya, Palembang, Indonesia Cina Taipei1–02–0Persahabatan
41 Desember 2010Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Indonesia Malaysia2–15–1Piala Suzuki AFF 2010
516 Desember 2010Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Indonesia Filipina0–10–1Piala Suzuki AFF 2010
619 Desember 2010Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Indonesia Filipina1–01–0Piala Suzuki AFF 2010

[sunting]Statistik Karier Profesional

NegaraKlubMusimLigaPialaKeseluruhan
TampilGolTampilGolTampilGol
Uruguay
Sud America1995–1996000000
1996-1997000000
1997-1998100010
Huracan Ctes1997-1998100010
1998-1999200020
Sud America1999-200012100121
Deportivo Maldonado2000-2001000000
2001-200212000120
2002-200310100101
Jumlah Keseluruhan38200382
NegaraKlubMusimLigaPiala IndonesiaInter Island CupLainnyaKeseluruhan
TampilGolTampilGolTampilGolTampilGolTampilGol
Indonesia
PSM Makassar2003-200426270000002627
2004-20050000000000
Persik Kediri2005-2006283081000003640
2006-200725328800003340
2007-200830264500003431
2008-200912140000001214
Persib Bandung2008-200916145700002121
2009-2010221881000113129
2010-20110000220022
Jumlah Keseluruhan15916133402211195204
Negara
TampilGol
Uruguay
382
Indonesia
195204
Jumlah Keseluruhan233206

[sunting]Prestasi

[sunting]Klub

[sunting]Individu

OKTO MANIANI

Di antara ‘pemain asing’ yang menjadi bintang di Piala AFF 2010, satu nama lokal yang namanya paling mencuat adalah Okto Maniani. Alfred Riedl dan timnas beruntung mendapat satu mutiara dari Papua.
Sebelum perhelatan Piala AFF 2010, mungkin belum banyak yang mengenal sosok Oktovianus Maniani. Namun kini pesepakbola berusia 20 tahun itu jadi bintang yang bersinar di antara nama-nama lain seperti Irfan Bachdim dan Cristian Gonzales.
Kehadiran pesepakbola yang termasuk berukuran mini tersebut bisa membuat publik sepakbola Indonesia sejenak melupakan Boaz Salosa. Pemain yang sebelumnya jadi salah satu andalan timnas itu dicoret Alfred Riedl karena alasan indisipliner.
Seperti Boaz, Okto adalah produk tim sepakbola Papua, yang dibina untuk PON 2008. Selanjutnya ia meniti karir sepakbola profesionalnya di PSMS Medan pada musim 2009.
Sayang ia gagal membawa PSMS bertahan di Indonesia Super League setelah kalah di playoff dari Persebaya Surabaya. Musim lalu ia memutuskan pindah ke Persitara Jakarta Utara.
Nasib kurang baik menemuinya lagi karena Persitara pun harus turun kasta. Namun penampilan impresif serta aksi individu khas Papua membuat Sriwijaya FC terpikat dan meminangnya awal musim ini. Okto pun kembali tampil bagus di Sriwijaya dan membuatnya dipanggil Alfred Riedl masuk timnas.
Performa ngototnya di sayap kiri dalam sejumlah ujicoba sebelum Piala AFF membuat Okto menyegel satu tempat di starting eleven.
Kepercayaan yang dibayar tuntas oleh Okto dalam dua laga Grup A Piala AFF. Satu assist dibuat Okto saat Indonesia menang 5-1 atas Malaysia dan penampilannya mengundang decak kagum.
Di laga berikutnya kontra Laos, ia kembali tampil memuaskan dan kali ini satu gol turut disumbangkannya dalam pesta enam gol tanpa balas ‘Merah Putih’. Dia pun mempersembahkan gol tersebut untuk keluarganya.
“Saya gembira dan bangga dengan gol yang saya cetak tadi. Saya persembahkan gol ini untuk istri dan kedua putra putri saya,” sahut Okto saat ditemui usai pertandingan.
Lebih lanjut Okto berjanji ingin tampil sebaik mungkin di laga-laga selanjutnya Indonesia. Banyaknya pemain senior di tim kali ini dinilainya sangat membantu dalam performanya di atas lapangan hijau.
“Saya bisa main bagus karena banyak pemain senior di tim ini. Ini bagus untuk menambah pengalaman dan tampil lebih baik lagi ke depannya,” janji Okto.

FIRMAN UTINA

Informasi pribadi
Nama lengkapFirman Utina
Tanggal lahir15 Desember 1981 (umur 29)
Tempat lahir   Bendera Indonesia Manado, Indonesia
Tinggi165 cm
Posisi bermainGelandang
Informasi klub
Klub saat iniSriwijaya FC
Klub senior1
TahunKlubTampil (Gol)
2000-2004
2005-2006
2007-2008
2008-2009
2009-2010
2010-....
Persita
Arema Malang
Persita
Pelita Jaya
Persija Jakarta
Sriwijaya FC
   

IRFAN HAARYS BACHDIM

Irfan Haarys Bachdim (lahir di Amsterdam, 11 Agustus 1988; umur 22 tahun) adalah pemain sepak bola Indonesia keturunan Belanda.[1] Saat ini ia memperkuat Persema Malang di Liga Super Indonesia. Ia juga tergabung dalam timnas Indonesia asuhan Alfred Riedl untuk Piala AFF 2010. Dalam bermain, ia bisa menempati berbagai posisi sepertipenyerang, gelandang maupun sayap.

[sunting]Latar belakang

Ayah Irfan, Noval Bachdim adalah warga negara Indonesia kelahiran Malang yang telah menetap lebih dari 20 tahun di Belanda; sedangkan ibunya Hester van Dijic adalah warga negara Belanda. Keluarga Bachdim tinggal di kota Amsterdam. Keluarga besar dari Ayahnya pernah menetap lama di Lawang, Malang sejak kisaran tahun 1955 hingga memasuki era 80-an.
Irfan terlahir dari keluarga pesepakbola. Bakatnya diturunkan dari ayahnya Noval Bachdim yang seorang pesepakbola dari klub PS Fajar Lawang (anggota kompetisi internalPersekam Malang) pada era 80-an, dan kakeknya Ali Bachdim yang mantan pemainPersema Malang, PSAD Jakarta, dan PSHW (Hisbul Wathon) yang mayoritas beranggota pemain keturunan Arab. Kakeknya Ali Bachdim adalah purnawirawan TNI Angkatan Laut, sedangkan neneknya Siti Rahimah berasal dari keluarga Elong. Keduanya adalah keturunan Arab-Manado.[2]

[sunting]Karier

[sunting]Di Belanda

Irfan mulai bermain sepak bola di akademi sepakbola Ajax Amsterdam. Setelah tiga tahun ia pindah ke SV Argon, di mana ia menjadi pencetak gol terbanyak meskipun ia bermain sebagai gelandang. Irfan kemudian direkrut oleh pencari bakat FC Utrecht, dan menandatangani kontrak dengan klub tersebut. Ia kemudian bermain untuk tim junior Utrecht, dan sesekali menjadi pemain cadangan tim senior. Setelah kontraknya tidak diperpanjang lagi, maka pada bulan Juli 2009 ia ditransfer tanpa biaya ke klub HFC Haarlem.

[sunting]Di Indonesia

Pada bulan Maret 2010, Irfan mengikuti seleksi pemain di Persib Bandung dan Persija Jakarta, namun kedua klub tersebut tidak memilihnya. Tanggal 9 Agustus 2010, ia direkrut pelatih Persema Malang, Timo Scheunemann, setelah sang pelatih melihat permainan Irfan dan para pemain muda berlaga amal untuk tokoh sepak bola Lucky Acub Zaenal di Stadion Gajayana, Malang. Irfan Bachdim direkrut bersama-sama dengan Kim Jeffrey Kurniawan, pemain berdarah Indonesia-Jerman yang sebelumnya bermain di FC Heidelsheim.

[sunting]Tim nasional

Tahun 2006, Irfan sempat hampir membela tim sepak bola U-23 Indonesia di Asian Games Qatar. Namun ia harus absen dari turnamen tersebut karena menderita cedera.
Dalam Piala AFF 2010, ia tergabung dalam timnas senior Indonesia di bawah pelatih Alfred Riedl. Debut pertama bersama timnas Indonesiaia awali ketika timnas menang 6-0 di laga persahabatan melawan Timor Leste, di Palembang pada 21 November 2010. Penampilan pertamanya bersama timnas dalam turnamen resmi terjadi pada 1 Desember 2010, saat Indonesia mengalahkan Malaysia 5-1 di Gelora Bung Karno pada ajang AFF 2010. Irfan sendiri mencetak 1 gol dalam pertandingan tersebut. [3]